Hakekat Guru
Belajar dari Puntadewa
Dikisahkan
bahwa Prabu Puntadewa didatangi seekor burung emprit yang meminta
perlindungan kepadanya karena hendak dimakan oleh burung elang yang
lebih perkasa. Si burung emprit yang ketakutan bersembunyi di balik
punggung Prabu Puntadewa ketika burung elang datang. Elang pun menagih
agar diberi burung emprit pada Prabu Puntadewa. Namun karena sudah
berjanji untuk melindungi si burung emprit, Prabu Puntadewa menawarkan
dirinya untuk dimakan oleh sang burung elang. Untuk mengganti emprit
Prabu Puntadewa rela dipotong daging tubuhnya oleh burung elang. hingga
seberat burung emprit. Hingga akhirnya setelah semua bagian tubuh Prabu
Puntadewa hingga hanya tersisa tubuh dan kepalanya, belum juga berat
dagingnya menyamai burung emprit. Hingga akhirnya Prabu Puntadewa pun
berniat memotong kepalanya agar tubuhnya bisa dimakan burung elang.
Namun, tidak dinyana ternyata burung emprit adalah jelmaan Dewa Indra
dan burung elang adalah jelmaan Bathara Guru yang ingin menguji Prabu
Puntadewa.
Dari kisah diatas kita disuguhkan betapa
komitmen seringkali diuji dengan beragam hal. Dalam dunia nyata dapat
kita lihat betapa mudahnya persahabatan putus karena penghianatan,
betapa mudahnya terjadi perceraian saat perselingkuhan terjadi, betapa
mudahnya pertengkaran saat tidak dipenuhinya sebuah janji atau hal-hal
sepele lainnya. Semua ini lahir dan disebabkan lantaran satu kata yakni
“komitmen”. Betapa kita diajarkan bahwa sosok yang berintegritas adalah
pribadi yang memegang teguh komitmen kemanusiaannya.
Pada jaman dahulu, “resi” digunakan untuk
mengganti sebutan “guru”, namun tidak jauh beda dengan sekarang sosok
resi dan guru kerapkali dianggap sebagai sosok yang serba tahu, pinunjul
dan kaya ilmu. Namun berbeda dengan guru, resi merupakan manifestasi
guru yang mampu menampilkan citra diri kemanusiaan dalam perilaku dan
tutur kata. Hingga apa yang disabdakan seorang resi tidak terbantahkan
dan harus dilaksanakan. Untuk menampilkan citra diri yang mencerminkan
kemanusiaannya maka setiap orang harus mengakui hakekat dirinya di dalam
masyarakat. Atau lebih tepatnya, tentang bagaimana peran fungsi yang
harus dijalankan seseorang dimasyarakat, itulah arti hakekat diri.
Seperti kita tahu, seorang pemain bola tidak akan bermain hebat, jika ia
tidak mengakui bahwa dirinya memang dilahirkan untuk bermain bola.
Disini kita belajar tentang pentingnya penerimaan diri sebelum
melaksanakan sesuatu.
Hakekat Guru
Mengenal hakekat guru tidak jauh beda
dengan mengenal hakekat pemain bola. Untuk menampilkan kemanusiaannya
maka seorang guru harus mengakui terlebih dahulu keberadaannya sebagai
“pelayan pendidikan” atau “abdi pendidikan”. Sebagai seseorang yang
sangat akrab dengan dengan kehidupan siswanya. mengenal siswanya sebagai
pribadi yang haus akan sentuhan nilai-nilai kearifan, kejujuran,
kesabaran dan motivasi diri. Disini profesi guru tidak boleh dianggap
sebagai pilihan kedua, tetapi sebagai panggilan diri untuk melawan
ketidaktahuan siswa. Persoalan pendidikan tidak hanya seputar anak bodoh
dan tidak bodoh, tetapi lebih pada akar ketidak tahuan setiap pribadi
siswa tersebut tentang model kemanusiaan itu sendiri.
Untuk itu seorang guru hanya perlu
meningkatkan kepeduliannya terhadap siswa saat ingin menampilkan model
kemanusiaan tersebut. Sekolah dan kelas harus dimaknai sebagai ruang
pertemuan yang “intens”, bukan terkesan “formalistik” seperti hari ini.
Betapa banyak guru yang kemudian tidak mengenal siswanya satu persatu
dan hanya sebatas nomor absennya belaka. Guru tidak boleh hanya menuntut
siswa dengan tumpukan tugas, namun juga memberi ruang penghargaan
dengan mengkoreksi tugasnya dengan benar. Dan sesekali memberikan
kata-kata magis pembakar semangat disetiap lembar tugas yang dikerjakan.
Tidak boleh hanya memarahi siswa saat dia melakukan pelanggaran
terhadap aturan yang disepakati bersama, namun juga membangun
kepercayaan dan tanggung jawab diri untuk bertindak berdasarkan
nilai-nilai yang baik. Tidak hanya menutup gerbang dan komunikasi saat
siswa datang terlambat atau mengalami masalah tetapi juga menjadi teman
terbaik bagi siswa yang mampu memberikannya inspirasi. Tidak semata-mata
egois dengan urusannya sendiri namun lupa memberikan penjelasan yang
cukup atas ketidak tahuan siswa. Ingatlah bahwa bagaimanapun pintarnya
muridmu, dia tetapkan anak-anak yang butuh bimbingan guru disampingnya.
Dalam bukunya, Masyarakat yang Sehat,
Fromm menulis, bahaya-bahaya zaman ini adalah perang dan robotisme.
Dimana kebahagiaan menjadi identik dengan mengkonsumsi barang-barang
dengan model keluaran terakhir, menikmati musik, film-film, kesenangan
seks, minuman keras, rokok, dst, lalu teler. Untuk itu guru perlu
memberikan arti kebahagiaan bagi para siswanya. Arti harapan yang
ditawarkan oleh guru tersebut tidak lain adalah untuk belajar dan terus
belajar untuk menghargai hidup dan kehidupan.
Dari kisah Prabu Puntadewa dan burung
emprit sebenarnya kita belajar untuk berkomitmen pada kemanusiaan kita
sendiri. Betapa ucapan yang sudah diucapkan merupakan komitmen yang
sepadan dengan nyawa diri, hingga tidak ada artinya apa yang dimiliki
apabila tidak mampu untuk berkomitmen dengan sebenar-benarnya. Betapa
kebahagiaan pribadi itu hadir saat pribadi itu mampu membahagiakan orang
lain, dengan peduli kita membahagiakan diri sendiri. Konsep ini tampak
relevan sekali dengan apa yang coba kita terapkan disekolah kita hari
ini sebagai pelayan prima kepada anak didik.
Dalam konsep ini “kepedulian” yang
diwujudkan dalam tindakan, menjadi kata kunci pelayanan pendidikan yang
baik bagi siswa. Seorang guru harus mampu mengedepankan perhatian (attention) yang ditunjang oleh kemampuan melayani (service ability) dan tampilan layanan (service appearance)
yang baik kepada siswanya. Disinilah peran guru untuk memanusiakan
siswanya, sebab pendidikan hanya akan bermuara pada satu hal yakni pada
kemanusiaan itu sendiri. Kemanusiaan disekolah ditandai oleh relasi yang
hidup diantara guru dan siswa, diwarnai dengan keceriaan dan
kegembiraan yang tidak berkesudahan. Seperti diawal tahun saat
perjumpaan dengan siswa, mereka berkata pada gurunya: ” Bapak, boleh aku
minta tolong diajari…bantu aku memahami karena bapak kan katanya guru
paling pandai seantero negeri..***
Sumber : http://hafismuaddab.wordpress.com/tag/hakekat-guru/